Sampai detik ini korban dan pengedar narkoba semakin bertambah, meski sudah diberikan sanksi mereka juga tidak jera, narkoba tidak mengenal kalangan, mulai kaum kelas bawah sampai public figur sekalipun, tidak ada alasan yang membenarkan penggunaan narkoba itu dibolehkan, sebaliknya akan memperburuk keadaan, tetapi banyak orang yang lebih menyukai jalan pintas daripada memperbaiki keadaan/kondisi hidup dengan usaha dan perjuangan yang penuh, dan jauh dari Tuhan. Selanjutnya penyalahgunaan narkoba bukan hanya berdampak pada penggunanya saja, tetapi keluarga, banyak perasaan yang campur aduk dan kerugian materi serta mental akibat salah satu anggota keluarga yg menjadi korban penyalahgunaan narkoba.
Saya akan sedikit bercerita tentang seorang siswa saya yang menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri, saya seorang tenaga pendidik disalah satu SMK dikota Medan ini, saya senang mengajar, senang membuka jendela dunia bersama para anak didik yang suka membicarakan masa depan setelah lulus nanti.
Suatu pagi disebuah kelas baru yang saya masuki, dengan wajah-wajah polos mereka, karena mereka pada saat itu sebagai siswa baru, ada rasa takut dan malu, perasaan yang sangat wajar dialami pada saat memasuki lingkungan baru. Saya juga ditunjuk untuk menjadi wali kelas di kelas itu. Tugas wali kelas katanya sebagai pengganti orang tua, membimbing siswanya, dan mengarahkan siswanya kearah yang lebih baik, menjalin hubungan baik antara siswa dengan orangtua siswa.
Saya memandangi wajah mereka, memanggil nama mereka dan meminta kepada mereka untuk memperkenalkan diri, setelah selesai saya langsung melanjutkan untuk memilih perangkat kelas secara adil dengan melakukan pemilihan dengan menuliskan nama beberapa calon ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris dan bendahara. Akhirnya terpilihah beberapa orang yang layak menurut para siswa yang lain. Rio sebagai ketua Kelas, Dody sebagai wakil, Anna sebagai sekretaris, dan Olla sebagai bendahara.
Beberapa Minggu setelah pemilihan perangkat kelas, kelas terlihat bagus dan siswa selalu hadir, kerja sama antara ketua kelas dan wakilnya sangat kompak, terkadang saya suka menggoda Doddy yg suka malu-malu tetapi rajin, secara fisik dia tampan, berkulit putih, hidung mancung, dan suka bercanda, selalu mengajukan diri jika akan membersihkan papan tulis ataupun mengisi tinta spidol. Seluruhnya terlihat kompak dan akrab.
3 bulan kemudian…
Seperti biasanya sebelum memulai pelajaran saya terlebih dahulu mengabsen kehadiran siswa dengan memanggil nama mereka satu persatu. Saat saya memanggil nama Doddy, anaknya tidak tampak di dalam kelas tersebut. Saya bertanya kepada sekertarisnya kenapa Doddy tidak hadir dan saya meminta buku absen kelas yang dipegang oleh sekertaris kelas. Setelah saya lihat ternyata Doddy sudah hampir seminggu tidak hadir, dengan keterangan Alpha, saya bertanya kepada teman-temannya, apakah mereka tahu kenapa Doddy Alpha, tapi tidak ada satu siswa pun yang tahu, atau mereka merahasiakan kenapa temannya tidak hadir kesekolah selama seminggu. Hari itu juga saya berikan SPO (Surat Panggilan Orang Tua) yang saya titipkan kepada teman yang tau alamat rumahnya.
3 Hari kemudian…
Saya akhirnya bertemu dengan orangtua dari Doddy, saya bertemu Ibunya, ibunya cantik, umur sekitar 40 Tahun lebih, seorang guru diSalah satu SMPN di kota Medan ini, beliau juga merupakan single parent karena suaminya meninggal ketika doddy masih usia 10 Tahun. Dia hanya memiliki dua orang anak, yang pertama kakak Doddy yang sedang kuliah di USU, dan yang kedua adalah Doddy.
Saya menjelaskan tujuan saya memanggil ibu Doddy Kesekolah, bahwasannya sudah hampir seminnggu Doddy tidak hadir, mendengar penjelasan itu, ibu nya sangat terkejut karena dia berkata kalau anaknya Doddy setiap hari pergi kesekolah. Ibunya hampir tidak percaya. Tetapi karna dia juga seorang guru dia berusaha akan mencari tahu kenapa anaknya tidak hadir kesekolah.
Keesokan harinya saat saya mengajar dikelas, Doddy hadir tetapi terlambat. Dia berdiri didepan pintu dengan wajah lesu dan tidak rapi seperti sebelumnya. Saya panggil dia kedepan dan bertanya kemana dia selama seminggu ini tidak hadir kesekolah. Tidak banyak penjelasan yang ia berikan, dia hanya berkata dia kerumah teman dan malas sekolah.
Setelah hari itu dia tidak pernah alpha lagi tetapi selalu datang terlambat dan bolos jam pelajaran, cara bicaranya juga sudah terlihat ketus, dan lebih gampang emosi. Teman yang dari awal dekat denganya mulai menjauhi dia. Laporan dari guru-guru mata pelajaran mulai berdatangan, tentang sikap Doddy yang melawan guru dan bolos jam pelajaran.
SPO ke 2 saya berikan kepada Ibunya mengenai perubaha sikap Doddy, dan pertemuan kedua saya dengan Ibunya, Ibunya mulai terlihat begitu resah dan sangat cemas, ibunya menceritakan perubahan sikap anaknya sangat drastis, ibunya bercerita ketika kakak Doddy dirawat di rumah sakit, berdasarkan pengaduan tetangganya kepada Ibunya, Doddy membawa beberapa temannya dan seorang perempuan menginap di rumahnya. Kemudian ibunya berkata Doddy juga menjual Laptop kakaknya, saat kakaknya sedang dirawat di Rumah Sakit.
Dari pernyataan ibunya, saya mulai curiga mungkin Doddy sudah mulai mencoba Narkoba, melihat sikap nya yang kasar, badannya mulai kurus, dan wajahnya tidak terurus. Tetapi saya belum berani mengatakan hal itu pada ibunya. Berdasarkan cerita teman satu kelas Doddy, Doddy memiliki seorang pacar di sekolah yang sama tapi beda jurusan. Saya panggil pacarnya untuk mendapatkan informasi tentang Doddy.
Namanya Intan, berparas manis dan tergabung dalam ekskul tari, dia bercerita kalau dia sudah jarang bertemu dengan Doddy, ditelpon dan dichat tidak pernah dibalas, kemudian tiba-tiba intan menangis, karena dia berkata kalau Doddy sering meminta uang kepadanya, dan sering memukulnya. Saya kasihan kepada Intan, dia masih percaya dan yakin kalau pacarnya akan berubah menjadi baik lagi.
Beberapa hari menjelang Ujian Semester…
Ibu Doddy menelpon saya dan ingin berjumpa dengan saya disekolah. Ibunya berkata kalau Doddy Sudah 3 hari tidak pulang, Doddy mau menjual sepeda motornya, karena itu ibunya menyembunyikan sepeda motornya ditempat saudara, dan ibunya berpura-pura berkata kepada Doddy kalau Sepeda motornya sudah dijual ibunya, tetapi Doddy tidak percaya dan memaki-maki ibunya, sampai diancam akan membunuh ibunya.
Saat itu ibunya baru sadar kalau anaknya memang sudah menggunakan narkoba, Ibunya berkata dia sudah berkompromi dengan keluarganya dan sudah menghubungi Petugas BNN untuk bisa membawa Doddy dan di rehabilitasi, namun ibunya tidak tahu keberadaan anaknya sekarang.
Satu hari menjelang ujian semester…
Tiba-tiba saja Doddy menelpon saya pada malam hari, mengatakan dia ingin sekali bisa mengikuti ujian semester, dan saya katakan kepadanya, untuk datang besok pagi agar dia dapat mengikuti ujian, kebetulan juga saya yang mengawas ujian diruangan tersebut. Setelah selesai pembicaaran kami ditelepon, dengan cepat saya menelpon ibunya kalau besok Dody akan datang kesekolah untuk ikut ujian semester, saya berpesan kepadanya ibunya untuk bisa kesekolah menjemput anaknya, karena sudah hampir 3 hari dia tidak pulang kerumah ibunya. Malam itu saya berfikir apa yang akan terjadi esok harinya disekolah.
Saat ujian semeseter berlangsung.
Doddy sudah berada di dalam kelas sambil mengerjakan setiap nomor soal yang ada dikertas lembaran ujiannya. Saya berfikir kenapa dia bisa secepat itu berubah, wajahnya yang tampan, perangainya yang baik, mudah berteman, humorisnya, hilang seperti bukan Doddy yang aku kenal, bagaimana dengan ibunya yang melahirkan dan membesarkannya, mungkin begitu kecewa dan sedihnya dia mendapati anaknya seperti ini.
Ujian selesai…
Saat Doddy akan keluar meninggalkan kelas, saya pegang tangannya dan meminta dia untuk ikut, disepanjang jalan menuju ruang guru, saya katakan padanya, Ibunya sedang menunggu di depan dan sangat rindu padanya. Dia tidak menolak dan akhirnya bertemu ibunya, ibunya sempat memeluknya, dan merekapun pulang bersama. Saya berharap semoga Doddy benar-benar bisa berubah.
Dini hari pukul 05.00 Pagi…
Tiba-tiba Ibunya Doddy menelpon dan mengatakan kalau anaknya tidak bisa mengikuti ujian, karena anaknya sudah dibawa sama polisi BNN untuk di Rehabilitasi pada malamnya. Ibunya mengatakan saat sesampainya di rumah setelah pulang dari Ujian, Doddy meminta ibunya untuk memberika sepeda motornya yang disembunyikan ibunya karena takut dijual Doddy, Doddy terus-terus memaki ibunya dan mengancam untuk membunuh ibunya, entah karena terlalu lelah memaki dan berteriak-teriak, Dodyy kekelahan dan tertidur dikamarnya. Saat itu ibunya menggunakan kesempatan untuk mengunci Doddy dikamarnya yang sedang tertidur dan memanggil saudaranya. Disitulah mereka sepakat untuk segera mungkin menghubungi BNN untuk membawa Doddy, karena sudah terlihat membahayakan.
Pada Malam itu petugas BNN membawa Doddy untuk di Rehabilitasi.
3 bulan setelah kejadian itu…
Doddy dan ibunya datang kerumah saya, rasanya sangat senang sekali dapat melihat dia dan melihat ibunya yang sudah dapat tersenyum lagi, Doddy terlihat lebih tampan dari sebelumnya, lebih sedikit gemuk, kulitnya bersih dan cara bicaranya lebih sopan.
Lalu ibunya berkata, Doddy kangen dengan walikelasnya, aku tertawa dan menggoda apakah masih pacaran dengan Intan atau tidak. Dan aku bertanya apa saja kegiatan selama di Rehab.
“ Waktu pertama kali aku dibawa ke panti, aku marah, aku benci, marah sama mama, marah sama semua, aku dimasukkan kedalam ruangan kosong berwarna putih, sendirian kayak orang bodoh, aku teriak-teriak, terus dipukul, rasanya nyesal dan ingin pulang, rindu mama, rindu kakak, sakit kali badan kalau udah sakau, tapi disana kami diajarin main band, aku belajar main Drum, dan Ibadah gak tinggal, aku gak mau lagi lah pake itu, hilang tampanku, nyesal aku” (Dody berkata)
Narkoba masih merajalela diluaran sana, kita tidak pernah tau siapa saja yang akan dihampirinya, teman, tetangga, orang terkasih kita, semoga kita dapat membentengi diri dari godaan kejamnya bahaya NARKOBA, dan bagi Korban, teruslah berusaha untuk sembuh, karena kebahagiaan sesungguhnya itu nyata bukan fana yang ditimbulkan oleh ilusi NARKOBA.
Stay tampan without drugs